NAMA : NIKE APRIANTI
KELAS : 3EB10
NPM :
24210978
INDONESIA
AKAN TERAPKAN GREEN EKONOMI
Sejak
tahun sebelumnya Presiden SBY sudah meminta untuk menerapkan sistem pembangunan
ekonomi melalui energi ramah lingkungan dan itu sudah diterapkan 48 persen.
"Jadi, 48 persen energi listrik yang digunakan sudah melalui energi ramah lingkungan," jelasnya.
"Jadi, 48 persen energi listrik yang digunakan sudah melalui energi ramah lingkungan," jelasnya.
Kemudian,
ia menjelaskan, dengan adanya konferensi itu paya tidak biasa dibicarakan, kini
di Indonesia dibicarakan, yakni masalah kerangka kelembagaan untuk membangun
"green economy" tersebut.
"Sebelum
konferensi ini berlangsung, kami sudah membicarakannya hal itu di Solo sehingga
diharapkan dengan adanya pembicaraan tersebut bisa menjadi bekal untuk diskusi
pada pertemuan di Brazil tahun depan," katanya.
Menurutnya,
banyak negara berkembang yang menanyakan akan hal itu, dan Indonesia secara
diam-diam telah melakukan berbagai upaya untuk menciptakan energi yang ramah
lingkungan dengan harapan bisa menjaga kelangsungan habitat alam.
"Contohnya
di Bali dan NTT. Di NTT kami sudah membuat lampu-lampu dengan menggunakan
energi tata surya dan itu salah satu daerah yang mendukung `green economy`
ini," katanya.
Selanjutnya,
ia mengatakan, pembangunan tersebut tentu tidak lepas dari peranan generasi
muda sehingga dalam konferensi Tunza 2011 itu, ribuan remaja dan anak-anak
diperkenalkan lebih dekat pada lingkungan sekitarnya.
"Generasi-generasi
muda yang akan menjadi penerus habitat ini, dan mereka harus bisa menyadari akan
pentingnya menjaga dan melindungi juga memelihara lingkungan yang akan menjadi
warisan bagi mereka dimasa mendatang," jelas Gusti.
Ia
menambahkan, dengan adanya konferensi itu akan terlihat aksi-aksi mereka
bagaimana mempelajari cara merawat lingkungan atau habitat alamnya.
Sejak
tahun sebelumnya Presiden SBY sudah meminta untuk menerapkan sistem pembangunan
ekonomi melalui energi ramah lingkungan dan itu sudah diterapkan 48 persen.
"Jadi, 48 persen energi listrik yang digunakan sudah melalui energi ramah lingkungan," jelasnya.
"Jadi, 48 persen energi listrik yang digunakan sudah melalui energi ramah lingkungan," jelasnya.
Kemudian,
ia menjelaskan, dengan adanya konferensi itu paya tidak biasa dibicarakan, kini
di Indonesia dibicarakan, yakni masalah kerangka kelembagaan untuk membangun
"green economy" tersebut.
"Sebelum
konferensi ini berlangsung, kami sudah membicarakannya hal itu di Solo sehingga
diharapkan dengan adanya pembicaraan tersebut bisa menjadi bekal untuk diskusi
pada pertemuan di Brazil tahun depan," katanya.
Menurutnya,
banyak negara berkembang yang menanyakan akan hal itu, dan Indonesia secara
diam-diam telah melakukan berbagai upaya untuk menciptakan energi yang ramah
lingkungan dengan harapan bisa menjaga kelangsungan habitat alam.
"Contohnya
di Bali dan NTT. Di NTT kami sudah membuat lampu-lampu dengan menggunakan
energi tata surya dan itu salah satu daerah yang mendukung `green economy`
ini," katanya.
Selanjutnya,
ia mengatakan, pembangunan tersebut tentu tidak lepas dari peranan generasi
muda sehingga dalam konferensi Tunza 2011 itu, ribuan remaja dan anak-anak
diperkenalkan lebih dekat pada lingkungan sekitarnya.
"Generasi-generasi
muda yang akan menjadi penerus habitat ini, dan mereka harus bisa menyadari
akan pentingnya menjaga dan melindungi juga memelihara lingkungan yang akan
menjadi warisan bagi mereka dimasa mendatang," jelas Gusti.
Ia
menambahkan, dengan adanya konferensi itu akan terlihat aksi-aksi mereka
bagaimana mempelajari cara merawat lingkungan atau habitat alamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar