Senin, 26 November 2012

Krisis Moneter tahun 1998 ……



NAMA       : NIKE APRIANTI
KELAS      : 3EB10
NPM           : 24210978
Krisis Moneter tahun 1998 ……
Kami tertegun. Proyek kami mau di ‘demolish’, mau dibubarkan! Padahal, proyek ini baru pemancangan pondasi. Bagaimana bisa? Ya, kami terkena dampak krisis moneter di Indonesia dan kami mengalami ‘massal lay-off’, bersama  sekitar 2000 lebih pegawai disana.
“Waduhhh ….. bakalan kami jadi pengangguran nih”, aku membatin.
Dan 1 minggu kemudian kami harus ke kantor pusat, dimana kami bekerja, di salah satu perusahaan developer terkemuka di Jakarta. Kami mengambil gaji terkhir dan pesangon. Untung, kami masih mendapat pesangon yang layak. Aku waktu itu, aku sudah bekerja selama  5 tahun, jadi aku bisa mendapatkan pesangon yang  lumayan. Aku ingat, wakti itu aku berhitung, jika dalam waktu 1 tahun aku belum mendapatkan pekerjaan, alamat kami harus menjual asset kami ! Karena pesangonku hanya cukup selama 1 tahun, dengan 1 anak …..
Pertama aku bangun besok paginya setelah aku tidak bekerja, aku merasa aneh dan tiba2 sedih, walaupun aku tahu bahwa perusahaan memberikan kesejahteraan lewat pesangon selama 1 tahun, dimana banyak perusahaan yang tidak memberikan apa-apa. Aku mulai mencari tahu, apa yang aku kerjakan untuk menyambung hidup jika pesangonku sudah habis. Dunia konstruksi khususnya di Jakarta, semuanya ‘habis’ secara semua memang sudah habis di rusak, di bakar dan ditinggalkan investor. Beberapa proyekku di jarah, besi2 beton, semen2, aluminuim dan sebagai. Aku merasa, kehidupanku akan berubah drastis ……
Sekarang, apa yang aku bisa lakukan? Saat itu, aku bersama suamiku ( dulu ) memang juga membuat perusahaan kecil2an di bidang konsultan dan kontraktor. Tetapi seperti yg aku tulis di atas, dunia konstruksi hancur dan bidang usahaku tidak bisa berjalan, bahkan beberapa assetku di jarah di workshop kami. Berhari2 aku memikirkan kesempatan kerja apa untuk kami? Dan seakan kehidupan Jakarta mengalami ‘mati suri’, termasuk kami ……
Tukang2 kami ( di perusahaanku dan suamiku ) tidak mau pulang karena memang hubungan kami dekat. Kami menanamkan manajemen keluarga, dimana beberapa dari mereka bisa tidur di rumah kami atau tidur di workshop kami. Dan ketika penjarahan itu terjadi, mereka benar2 membuktikan kepada kami untuk menjaga kami, aku ex suami dan anakku yang baru berumur 2 tahun serta menjaga keluarga besarku dan ex suamiku di Jakarta, secara ex suami adalah ber-etnis Tiong Hoa, sangat mengerikan, ketika ada saudara kami di Tangerang hampir di perkosa dan manjarah apa yang ada …..
Tukang2 kami semua berasal dari Brebes, hanya sekitar 3-4 jam dari Jakarta mengendarai bis. Dan keluarga tukang2 itu biasanya bercocok tanam, mengikuti tuan tanah. Adalah seorang tukang, yang sudah lama ikut kami, sejak kami belum menikah, sekitar tahun 1990, ketika aku masih kuliah. Namanya Nur Ali. Istrinya mengikuti tuan tanah, menanam bawang mwrsh dan berternak bebek serta burung puyuh. Tanah majikannya cukup besar, dan biasanya bawang2 merah itu dijual ke tengkulak dengan harga rendah. Begitu juga telur2 bebeknya. Jika hanya sekedar dijual di pasar lokal atau menjual kepada turis lokal yg lewat dareah itu, hanya sedikit. Dan karena tanah si tuan tanah besar, pasti sebagian besar di jual ke tengkulak.
ktinya.html

SYIAH BUKANLAH ISLAM, INI BUKTI NYA



NAMA       : NIKE APRIANTI
KELAS      : 3EB10
NPM           : 24210978
SYIAH BUKANLAH ISLAM, INI BUKTI NYA
Dikalangan kita Banyak yang mengatakan bahwa Syiah itu bagian dari islam ternyata SALAH.
Ternyata syiah bukan islam, Syiah Punya agama tersendri.

Berikut ini adalah perbedaan yang sangat menonjol antara agama islam dengan agama syi’ah, yang dengannya mudah-mudahan kaum muslimin dapat mengetahui hakekat sebenarnya ajaran agama syi’ah.

1. Pembawa Agama Islam adalah Muhammad Rasulullah.
1. Pembawa Agama Syi’ah adalah seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba’ Al Himyari. [Majmu' Fatawa, 4/435]

2. Rukun Islam menurut agama Islam:
1. Dua Syahadat
2. Sholat
3. Puasa
4. Zakat
5. Haji
[HR Muslim no. 1 dari Ibnu Umar] 
2. Rukun Islam ala agama Syi’ah:
1. Sholat
2. Puasa
3. Zakat
4. Haji
5. Wilayah/Kekuasaan
[Lihat Al Kafi Fil Ushul 2/18]

3. Rukun Iman menurut agama Islam ada 6 perkara, yaitu:
1. Iman Kepada Allah
2. Iman Kepada Malaikat
3. Iman Kepada Kitab-Kitab
4. Iman Kepada Para Rasul
5. Iman Kepada hari qiamat
6. Iman Kepada Qadha Qadar.
3. Rukun Iman ala Agama Syi’ah ada 5 Perkara, yaitu:
1. Tauhid
2. Kenabian
3. Imamah
4. Keadilan
5. Qiamat

4. Kitab suci umat Islam Al Qur’an yang berjumlah 6666 ayat (menurut pendapat yang masyhur).
4. Kitab suci kaum Syi’ah Mushaf Fathimah yang berjumlah 17.000 ayat (lebih banyak tiga kali lipat dari Al Qur’an milik kaum Muslimin).[Lihat kitab mereka Ushulul Kafi karya Al Kulaini 2/634]

5. Adzan menurut Agama Islam:
(Allōhu akbar) 4 kali
(Asyhadu allā ilāha illallōh) 2 kali
(Asyhadu anna Muhammadan rōsulullōh) 2 kali
(Hayya ‘alash Sholāh) 2 kali
(Hayya ‘alal falāh) 2 kali
(Allōhu akbar) 2 kali
(Lā ilāha illallōh) 1 kali
Lihat Video Adzan Agama Islam 
5. Adzan Ala Agama Syi’ah:
(Allōhu akbar) 4 kali
(Asyhadu allā ilāha illallōh) 2 kali
(Asyhadu anna Muhammadan rōsulullōh) 2 kali
(Asyhadu anna ‘Aliyyan waliyullōh) 2 kali
(Hayya ‘alash Sholāh) 2 kali
(Hayya ‘alal falāh) 2 kali
(Hayya ‘alā khoiril ‘amal) 2 kali
(Allōhu akbar) 2 kali
(Lā ilāha illallōh) 2 kali
 Lihat Video Adzan Agama Syiah

6. Islam meyakini bahwa sholat diwajibkan pada 5 waktu.
6. Agama Syi’ah meyakini bahwa sholat diwajibkan hanya pada 3 waktu saja.

7. Islam meyakini bahwa sholat jum’at hukumnya wajib. [QS Al Jumu'ah:9]
7. Agama Syi’ah meyakini bahwa sholat jum’at hukumnya tidak wajib.

8. Islam menghormati seluruh sahabat Rasulullah dan meyakini mereka orang-orang terbaik yang digelari Radhiallohu ‘Anhum oleh Allah. [QS At Taubah:100]
8. Agama Syi’ah meyakini bahwa seluruh sahabat Rasulullah telah kafir (Murtad) kecuali Ahlul Bait (versi mereka), salman Al Farisi, Al Miqdad bin Al Aswad, Abu Dzar Al Ghifari. [Ar Raudhoh Minal Kafi Karya Al Kulaini 8/245-246]

9. Islam meyakini bahwa Abu Bakar adalah orang terbaik dari umat ini setelah Rasulullah, kemudian setelahnya Umar bin Al Khatthab, lalu Utsman bin ‘Affan, lalu ‘Ali bin Abi Thalib.
9. Agama Syi’ah meyakini bahwa orang terbaik setelah Rasulullah adalah Ali bin Abi Thalib, adapun Abu Bakar dan Umar bin Al Khatthab adalah dua berhala quraisy yang terlaknat. [Ajma'ul Fadha'ih karya Al Mulla Kazhim hal. 157].

10. Islam meyakini bahwa Abu bakar adalah orang yang paling berhak menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah.
10. Agama Syi’ah meyakini bahwa orang yang paling berhak menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah adalah Ali bin Abi Thalib.

11. Islam meyakini bahwa Abu Bakar adalah khalifah pertama yang sah.
11. Agama Syi’ah memposisikan Abu Bakar sebagai perampas kekhalifahan dari ‘Ali bin Abi Thalib

12. Islam meyakini bahwa Mu’awiyah bin Abi Sufyan, ‘Amr bin Al ‘Ash, Abu Sufyan termasuk sahabat Rasulullah
12. Agama Syi’ah meyakini bahwa mereka pengkhianat dan telah kafir (Murtad) dari Islam.

13. Tata shalat agama Islam Lihat Videonya
13. Tata shalat agama Syiah Lihat Videonya

Perhatian: Semua yang kami sampaikan ini bersumberkan dari kitab-kitab yang mereka jadikan rujukan dan sebagiannya dari situs resmi mereka.

http://artikelassunnah.blogspot.com/2012/02/syiah-bukan-dari-islam-ini-buktinya.html

INEFISIENSI BANK SEBABKAN SUKU BUNGA TINGGI



NAMA       : NIKE APRIANTI
KELAS      : 3EB10
NPM           : 24210978
INEFISIENSI BANK SEBABKAN SUKU BUNGA TINGGI
JAKARTA - Calon Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Nelson Tampubolon menilai suku bunga kredit yang tinggi saat ini terjadi karena inefisiensi operasional perbankan.

"Saya pikir penyebabnya karena target yang harus dicapai perbankan untuk memperoleh bonus dan lainnya, sehingga terkadang membuat suatu margin atau profit margin yang terlalu besar," kata Nelson saat Sidang Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Anggota DK OJK oleh Komisi XI DPR RI, di Jakarta Kamis.
Dia menjelaskan, perbandingan margin keuntungan antara perbankan di Indonesia dengan di ASEAN bisa dua kali lipat.
Nelson mengaku OJK bisa menyelesaikan masalah tersebut melalui pemaparan Rencana Bisnis Bank (RBB) antara regulator dengan perbankan.
"Karena setiap tahun RBB akan diserahkan kepada pengawas, yang dalam hal ini Bank Indonesia. Diharapkan pengawas dan perbankan harus terbuka untuk berdiskusi mengenai target yang akan dicapai bagi banknya," jelas dia.
Jika dalam pengawasan ditemukan target keuntungan bagi bank yang berlebihan maka otoritas dengan perbankan bisa mencari keseimbangan baru yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan kesehatan perbankan.
Selain itu, Nelson juga mengaku masih terjadinya sistem oligopoli dalam penentuan suku bunga kredit.

"Itu disebabkan karena sejumlah pemilik dana yang besar, termasuk juga sejumlah BUMN, mempunyai kekuatan dalam menentukan suku bunga karena pemilik dana tersebut bisa kapan saja pindah ke bank lain," jelas Nelson

INDONESIA AKAN TERAPKAN GREEN EKONOMI



NAMA       : NIKE APRIANTI
KELAS      : 3EB10
NPM           : 24210978

INDONESIA AKAN TERAPKAN GREEN EKONOMI

Sejak tahun sebelumnya Presiden SBY sudah meminta untuk menerapkan sistem pembangunan ekonomi melalui energi ramah lingkungan dan itu sudah diterapkan 48 persen.
"Jadi, 48 persen energi listrik yang digunakan sudah melalui energi ramah lingkungan," jelasnya.
Kemudian, ia menjelaskan, dengan adanya konferensi itu paya tidak biasa dibicarakan, kini di Indonesia dibicarakan, yakni masalah kerangka kelembagaan untuk membangun "green economy" tersebut.
"Sebelum konferensi ini berlangsung, kami sudah membicarakannya hal itu di Solo sehingga diharapkan dengan adanya pembicaraan tersebut bisa menjadi bekal untuk diskusi pada pertemuan di Brazil tahun depan," katanya.
Menurutnya, banyak negara berkembang yang menanyakan akan hal itu, dan Indonesia secara diam-diam telah melakukan berbagai upaya untuk menciptakan energi yang ramah lingkungan dengan harapan bisa menjaga kelangsungan habitat alam.
"Contohnya di Bali dan NTT. Di NTT kami sudah membuat lampu-lampu dengan menggunakan energi tata surya dan itu salah satu daerah yang mendukung `green economy` ini," katanya.
Selanjutnya, ia mengatakan, pembangunan tersebut tentu tidak lepas dari peranan generasi muda sehingga dalam konferensi Tunza 2011 itu, ribuan remaja dan anak-anak diperkenalkan lebih dekat pada lingkungan sekitarnya.
"Generasi-generasi muda yang akan menjadi penerus habitat ini, dan mereka harus bisa menyadari akan pentingnya menjaga dan melindungi juga memelihara lingkungan yang akan menjadi warisan bagi mereka dimasa mendatang," jelas Gusti.
Ia menambahkan, dengan adanya konferensi itu akan terlihat aksi-aksi mereka bagaimana mempelajari cara merawat lingkungan atau habitat alamnya.
Sejak tahun sebelumnya Presiden SBY sudah meminta untuk menerapkan sistem pembangunan ekonomi melalui energi ramah lingkungan dan itu sudah diterapkan 48 persen.
"Jadi, 48 persen energi listrik yang digunakan sudah melalui energi ramah lingkungan," jelasnya.
Kemudian, ia menjelaskan, dengan adanya konferensi itu paya tidak biasa dibicarakan, kini di Indonesia dibicarakan, yakni masalah kerangka kelembagaan untuk membangun "green economy" tersebut.
"Sebelum konferensi ini berlangsung, kami sudah membicarakannya hal itu di Solo sehingga diharapkan dengan adanya pembicaraan tersebut bisa menjadi bekal untuk diskusi pada pertemuan di Brazil tahun depan," katanya.
Menurutnya, banyak negara berkembang yang menanyakan akan hal itu, dan Indonesia secara diam-diam telah melakukan berbagai upaya untuk menciptakan energi yang ramah lingkungan dengan harapan bisa menjaga kelangsungan habitat alam.
"Contohnya di Bali dan NTT. Di NTT kami sudah membuat lampu-lampu dengan menggunakan energi tata surya dan itu salah satu daerah yang mendukung `green economy` ini," katanya.
Selanjutnya, ia mengatakan, pembangunan tersebut tentu tidak lepas dari peranan generasi muda sehingga dalam konferensi Tunza 2011 itu, ribuan remaja dan anak-anak diperkenalkan lebih dekat pada lingkungan sekitarnya.
"Generasi-generasi muda yang akan menjadi penerus habitat ini, dan mereka harus bisa menyadari akan pentingnya menjaga dan melindungi juga memelihara lingkungan yang akan menjadi warisan bagi mereka dimasa mendatang," jelas Gusti.
Ia menambahkan, dengan adanya konferensi itu akan terlihat aksi-aksi mereka bagaimana mempelajari cara merawat lingkungan atau habitat alamnya.

Penerapan IFRS di Indonesia Manfaat dan Kendala

NAMA           : NIKE APRIANTI

KELAS          : 3EB10

NPM              : 24210978

Penerapan IFRS di Indonesia Manfaat dan Kendala

Globalisasi telah menjadikan dunia seakan-akan tanpa batas. Akses informasi dari satu negara ke negara yang lainnya dapat dilakukan dalam hitungan menit bahkan detik. Hal ini memungkinkan komunikasi yang intens diantara penduduk dunia (Global Citizen). Salah satu konsekuensi dari interaksi transnasional ini adalah diperlukannya suatu standarnisasi atau aturan umum yang dapat dipakai/dipraktekkan di seluruh dunia.
Akuntansi tidak terlepas dari efek globalisasi. Serangkaian gerakan yang dimulai sejak 1973 telah dilakukan oleh International Accounting Standard Committee (IASC). IASC yang pada tahun 2001 berubah menjadi International Accounting Standard Board (IASB) bertujuan untuk mengembangkan suatu standar akuntansi yang berkualitas tinggi, dapat dipahami, dan diterapkan secara global diseluruh dunia.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi yang berwenang dalam membuat standar akuntansi di indonesia telah melakukan langkah-langkah penyeragaman standar akuntansi keuangan. Sejak tahun 1994 IAI telah melaksanakan program harmonisasi dan adaptasi standar akuntansi internasional dalam rangka pengembangan standard akuntansinya (SAK [2009]).
Berdasarkan data perbandingan yang dilakukan oleh Osman Ramli Satrio dan Rekan terhadap PSAK per 1 Januari 2007 dan standar akuntansi internasional (IFRS dan US GAAP) diperoleh data bahwa dari 57 PSAK yang ada sebanyak 28 PSAK dikembangkan dari IFRS dan 20 PSAK dikembangkan dari US. GAAP[1] sementara 8 PSAK dikembangkan sendiri oleh IAI. Lebih lanjut 1 PSAK mengenai syariah dikembangkan dari standard akuntansi yang dibuat oleh Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) dan regulasi lokal yang relevan (Deloitte, 2007).
IAI pada Desember 2008 telah mengumumkan rencana konvergensi standar akuntansi lokalnya yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dengan International Financial Reporting Standards (IFRSs) yang merupakan produk dari IASB. Rencana pengkonvergensian ini direncanakan akan terealisasi pada tahun 2012.
Manfaat Penggunaan Standar International
Penggunaan standar akuntansi internasional dalam pelaporan keuangan memiliki beberapa manfaat. Pertama, penggunaan standar akuntansi keuangan dapat meningkatkan keakuratan dalam menilai performa perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Asbaugh dan Pincus (2001) menyatakan bahwa keakuratan analisis yang dilakukan oleh analis keuangan meningkat setelah perusahaan mengadopsi/menggunakan standard akuntansi internasional (IFRS). Menurut  Asbaugh dan Pincus (2001) meningkatnya keakuratan analisis dari para analis keuangan disebabkan karena standar akuntansi internasional mensyaratkan  pengungkapan kondisi keuangan yang lebih rinci daripada standar akuntansi lokal.
Manfaat kedua dari penggunaan standar akuntansi internasional adalah dimungkinkannya perbandingan antar perusahaan yang berdomisili pada dua tempat yang berbeda (contoh: membandingkan perusahaan yang beroperasi di Indonesia dan yang beroperasi di Australia). Hal ini dimungkinkan karena kesamaan aturan dan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan sehingga memudahkan dilakukan perbandingan informasi-informasi keuangan diantara perusahaan-perusahaan yang bersangkutan.
Dengan semakin banyaknya informasi keuangan yang diungkapkan dalam laporan keuangan dan adanya komparabilitas antara laporan keuangan perusahan satu dengan perusahaan lainnya dapat menyebabkan turunnya biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan/investor (Li, 2008).
Dapat disimpulkan bahwa konvergensi PSAK dengan IFRSs dapat membawa manfaat bagi iklim investasi di Indonesia. Hal ini disebabkan karena kemudahaan para investor untuk membandingkan informasi-informasi keuangan dari perusahaan di Indonesia dengan perusahaan di negara lain. Lebih lanjut lagi analisis-analisis yang dilakukan oleh para pakar keuangan terhadap informasi keuangan perusahaan Indonesia dapat lebih akurat sehingga dapat mengurangi keraguan investor akan kekeliruan pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis yang dilakukan para analis.

Kendala Penerapan IFRSs di Indonesia
Meskipun penerapan IFRSs dapat memberikan manfaat bagi iklim investasi di Indonesia. Akan tetapi terdapat beberapa kendala yang dapat menghalangi/mempengaruhi penerapan IFRS di Indonesia. Menurut Perera dan Baydoun (2007) ada 4 aspek yang dapat menjadi kendala penerapan IFRS di Indonesia. Lima Aspek Tersebut adalah (1) aspek lingkungan sosial; (2) aspek lingkungan organisasi; (3) Aspek lingkungan Profesi; dan (4) Aspek lingkungan individu.
  1. Aspek Lingkungan Sosial
Indonesia sebagai negara yang memiliki nilai budaya yang berbeda dengan nilai budaya asal IFRSs dapat mempengaruhi proses pelaksanaan penerapan IFRSs di Indonesia. IFRSs yang dikembangkan di negara Anglo-Saxon yang cenderung memiliki nilai budaya indivilualisme yang tinggi dan jarak kekuasaan (power distance) yang rendah dapat terkendala penerapannya di Indonesia yang memiliki nilai budaya berkelompok yang tinggi dan jarak kekuasaan yang juga tinggi. Hal ini dikhawatirkan akan mempengaruhi tingkat profesionalisme akuntan. Selain itu penegakan aturan (i.e. penerapan IFRS bagi perusahaan-perusaahn di Indonesia) juga diragukan. ini dikarenakan nilai budaya rakyat Indonesia yang cenderung melihat seseorang dengan pangkat lebih tinggi juga memiliki kekuasaan yang lebih tinggi sehingga dapat menjadi sumber penyelewengan.
  1. Aspek Lingkungan organisasi
Perusahaan-perusahaan di Indonesia pada umumnya mendanai kegiatan usaha mereka dengan menggunakan pinjaman dari bank. Pendanaan perusahaan melalui pasar modal saat ini masih cenderung minim.  Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa hanya 442 perusahaan yang terdaftar di BEI sedangkan data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2009 mengestimasi perusahaan di Indonesia sebanyak 25.077 perusahaan. Keadaan ini dapat menjadi kendala untuk penerapan IFRSs karena kecenderungan pembiayaan perusahaan masih kepada sektor perbankan. Bank normalnya dapat memiliki akses langsung ke informasi keuangan perusahaan sebagai penyedia dana utama. Hal ini mengakibatkan perusahaan belum merasa butuh untuk menerapkan standar keuangan internasional yang telah terkonvergensi dalam PSAK. Dapat diasumsikan bahwa perusahaan menganggap manfaat dari penggunaan IFRS lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan untuk mengadopsi standar tersebut.
Aspek Lingkungan Profesi
Penerapan IFRS di Indonesia seharusnya dibarengi dengan penataan dan penyediaan sumber daya manusia sebagi motor pelaksanaan standard tersebut. Profesi akuntan di Indonesia memiliki 4 kategori keanggotaan :
  1. Register A: anggota dengan gelar akuntan yang juga telah berpraktek selama beberapa tahun atau menjalankan usaha praktek akuntansi pribadi atau kepala dari kantor akuntansi pemerintah;
  2. Register B: akuntan public asing yang telah diterima oleh pemerintah Indonesia dan telah berpraktek untuk beberapa tahun;
  3. Register C: akuntan internal asing yang bekerja di Indonesia;
  4. Register D: akuntan yang baru lulus dari fakultas ekonomi jurusan akuntansi atau memegang sertifikat yang telah dievaluasi oleh komite ahli dan dipertimbangkan setara dengan gelar akuntansi dari universitas negeri. (Yunus, 1990 dalam Perera dan Baydoun, 2007, p.213)
Kebanyakan dari akuntan yang ada di Indonesia adalah akuntan dengan kategori D, sehingga sumber daya manusia untuk melaksanakan standard akuntansi secara memadai masih kurang.
  1. Aspek Lingkungan Individu
Nilai budaya masyarakat Indonesia yang kental dengan kolektivisme dan cenderung memiliki jarak kekuasaan yang tinggi dapat berpengaruh terhadap lemahnya pengembangan dan penerapan IFRSs di Indonesia. Para professional dikuatirkan bersikap pasif terhadap draft-draft eksposur karena menganggap tidak perlu berpartisipasi dalam pembuatan standard (sebagai efek dari tingginya jarak kekuasaan).
Kesimpulan
Penerapan IFRSs di Indonesia merupakan tuntutan jaman yang mengisyaratkan perlunya suatu standar yang dapat dipraktekkan secara global. Pengkonvergensian standar akuntansi Indonesia dengan IFRSs memiliki manfaat bagi iklim investasi di Indonesia dengan tingkat komparabilitas yang lebih tinggi dan pengungkapan informasi keuangan yang lebih besar. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat beberapa kendala yang dapat menghalangi pelaksanaan konvergensi IFRSs di Indonesia.