NAMA : NIKE APRIANTI
KELAS : 3EB10
NPM :
24210978
Peranan softskill
terhadap profesi akuntan public
Saat ini, penggunaan sistem informasi
akuntansi berbasis komputer oleh organisasi bisnis dan banyak organisasi lainya
meningkat pesat. Penggunaan aplikasi akuntansi berbasis komputer juga mempunyai
dampak yang cukup signifikan bagi profesi akuntan. Kompleksitas masalah-masalah
dalam lingkungan Pemrosesan Data Elektronik mendorong auditor untuk
mengembangkan prosedur dan teknik untuk mengendalikan dan memeriksa sistem
akuntansi berbasis komputer yang lebih rumit. Trus auditnya gimana ya?
Komputerisasi atau penggunaan sistem
akuntansi berbasis komputer untuk menggantikan sistem manual, secara otomatis
akan mengurangi atau bahkan meninggalkan dokumen-dokumen konvensional
(hardcopy) yang bersifat verifiable evidence dan mengarah ke paperless office.
Dokumen atau hardcopy bukan lagi menjadi bagian utama untuk tujuan pencatatan. Dokumen-dokumen tersebut digantikan dengan
sinyal kode binarydigit dalam bahasa komputer yang intangible.
ImagePerubahan
yang fundamental akibat kemajuan teknologi juga menyebabkan terjadinya
kesalahan-kesalahan, baik tindak kecurangan maupun kelalaian, dalam bentuk yang
sama sekali baru. Oleh karena itu perlu adanya upaya pencegahan terhadap segala
bentuk kesalahan oleh komputer dan pengamanan terhadap sistem informasi
berbasis komputer tersebut. Hal ini, konsekuensinya, berdampak pada peningkatan
kebutuhan pemeriksaan akuntan di lingkungan Pemrosesan Data Elektronik.
Mengapa perlu Audit Sistem Informasi ?
Munculnya berbagai
jenis komputer kecil PC yang menggantikan jenis komputer mainframe dan harga
komputer komputer yang relatif terjangkau dengan kemampuan teknologi yang
memadai (bahkan lebih handal) telah membantu perusahaan dalam menjalankan
aktivitas operasi bisnisnya. Saat ini komputer telah hampir ada di setiap
kantor dan menjadi sebuah peralatan penting.
Semenjak komputer
menjadi alat utama dalam pemrosesan data dan penyediaan informasi untuk
berbagai keputusan, maka sangat perlu bagi pengguna sistem informasi berbasis
komputer untuk mengendalikan pemakaian sistem pengolah data berbasis komputer
tersebut secara lebih baik.
Alasan utama untuk
sebuah manajemen sistem informasi yang efektif adalah:
1. Ketergantungan terhadap Sistem Informasi
Meningkatnya
ketergantungan kepada sistem informasi dan prasarana pendukung sistem informasi
itu sendiri sebagai akibat penggunaan informasi dalam aktivitas bisnis
sehari-hari. Sistem informasi telah menjadi sebuah kebutuhan sehari-hari dalam
menjalankan setiap kegiatan dalam organisasi bisnis. Organisasi bisnis menjadi
sangat tergantung kepada sistem informasi, tanpa bantuan sebuah sistem
informasi perusahaan tidak dapat beroperasi lagi dan dapat melumpuhkan seluruh
kegiatannya.
Perusaahaan
retail kecil seperti Indomart, Alfamart dan sejenisnya telah menggunakan sebuah
sistem informasi berbasis komputer. Bayangkan saja apa yang akan terjadi jika
sistem informasi yang ada di perusahaan retail besar seperti Makro, Giant atau
Carefour macet, maka hampir seluruh kegiatan penjualan di tempat tersebut akan
terganggu.
2. Skala dan Biaya untuk investasi Sistem Informasi.
Skala
investasi dan biaya yang telah diinvestasikan pada saat ini maupun mendatang
kepada sebuah sistem informasi sangatlah besar. Berapa investasi yang ditanamkan oleh
perusahaan-perusahan seperti PT. Telkom, PT. Semen Gresik atau investasi yang ditanamkan dalam
industri perbankan seperti Bank BNI, Bank BCA dan sebagainya? Sebagai contoh
Investasi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum dalam Teknologi Informasi
guna membantu Pemilihan Umum tahun 2004 ini hampir mencapai Rp. 300 Milyar.
Sehingga sebuah sistem informasi sangatlah perlu dikelola dengan baik.
3. Sistem Informasi sebagai pendukung (enabler)
pencapaian strategi dan tujuan organisasi.
Dampak potensial
dari perkembangan teknologi informasi yang mengubah secara dramatis
praktek-praktek organisasi dan bisnis yang ada saat ini, serta adanya
kemungkinan menciptakan peluang-peluang baru dan untuk pengurangan biaya karena
penggunaan teknologi informasi.
4. Ancaman terhadap Sistem Informasi
Meningkatnya
kerentanan dan luasnya spektrum ancaman terhadap sistem informasi, seperti
cyber threats, hackers dan perang informasi (information war)
Dampak Komputer dalam Audit
Pada saat komputer
pertama kali digunakan, banyak auditor mempunyai pemikiran bahwa proses audit
akan harus banyak mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan penggunaan
teknologi komputer. Ada dua utama yang harus diperhatikan dalam audit atas
pemrosesan data elektronik, yaitu pengumpulan bukti (evidence collection) dan
evaluasi bukti (evidence evaluation)
Proses Pengumpulan Bukti
Proses keandalan
pengumpulan bukti dalam sebuah sistem yang terkomputerisasi seringkali akan
lebih kompleks daripada sebuah sistem manual. Karena auditor akan berhadapan
dengan keberadaan sebuah pengendalian internal yang kompleks karena teknologi
yang melekat dan sangat berbeda dengan pengendalian sistem manual.
Sebagai contoh
dalam sebuah proses ‘update‘ data memerlukan seperangkat pengendalian yang
memang berbeda karena kondisi alamiah yang melekatinya. Atau dalam proses
pengembangan sebuah sistem, maka diperlukan pengendalian lewat berbagai
‘testing program’ yang mungkin tidak ditemui dalam sistem manual. Untuk itu
auditor harus mampu memahami pengendaliannya untuk dapat memperoleh keandalan
sebuah bukti yang kompeten.
Namun malangnya,
memahami pengendalian dalam sebuah sistem yang berbasis teknologi sangatlah
tidak mudah. Perangkat keras maupun lunak terus berkembang secara cepat seiring
perkembangan teknologi. Sehingga selalu ada kesenjangan waktu antara teknologi
yang dipelajari oleh auditor dengan perkembangan teknologi yang cepat.
Sebagai contoh,
dengan meningkatnya penggunaan transmisi komunikasi data, maka auditor paling
tidak juga harus memahami prinsip-prinsip kriptografi (penyandian) dalam sebuah
jaringan yang terintegrasi.
Evaluasi Bukti
Bukti audit dalam
sistem informasi akuntansi berbasis komputer seringkali berupa angka-angka
digital, dan kadangkalan sulit dalam penelusurannya karena tidak berbentuk
fisik seperti di lingkungan manual.
Teknik Audit berbantuan Komputer
Sesuai dengan
perkembangan zaman perkembangan terjadi beberapa perubahan – perubahan terhadap
teknik audit sehingga muncul suatu istilah Teknik Audit Berbantuan Komputer (
TABK ) atau Computer Assisted Audit Techniques (CAATs) ini sesuai dengan
PSA No. 59. Tujuan PSAs ini di buat adalah apabila auditor mempertimbangkan
teknik – teknik yang menggunakan komputer sebagai suatu alat audit.
Beberapa manfaat
TABK adalah sebagai berikut :
1.
Tidak adanya
dokumen masukan atau tidak adanya jejak audit (audit trail ) dapat
mengharuskan auditor menggunakan TABK dalam penerapan pengujian dan
pengendalian subtantif
2. Efektivitas dan efisiensi prosedur audit
dapat meningkat dengan penggunaan TABK
Terdapat beberapa
tipe dari TABK adalah sebagai berikut :
a. Perangkat
Lunak Audit
Perangkat lunak
audit terdiri dari program komputer yang digunakan oleh auditor, sebagai bagian
prosedur auditnya, untuk mengolah data audit yang signifikan dari sistem
akuntansi entitas.
b. Data Uji
Teknik data uji
digunakan dalam pelaksanaan prosedur audit dengan cara memasukkan data dalam
sistem komputer entitas, dan membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil
yang telah ditentukan sebelumnya.
Pertimbangan dalam
Penggunaan TABK
Ketika
merencanakan suatu proses audit, auditor perlu mempertimbangkan suatu kombinasi
semestinya teknik audit secara manual dan teknik audit secara berbantuan
komputer, dalam penggunaan TABK faktor – faktor ini harus dipertimbangkan :
1. Pengehtahuan, keahlian dan pengalaman
komputer yang dimiliki oleh auditor
2. Tersedianya TABK dan fasilitas komputer
yang sesuai
3. Ketidakpraktisan pengujian manual
4. Efektivitas dan efisiensi
5. Saat pelaksanaan
Dua tipe
IT auditor
Dalam sebuah tulisan (priandoyo 2006) bahwa Dikantor akuntan
publik (KAP) ada dua tipe IT auditor, jenis yang pertama adalah IT auditor yang
berlatar belakang akuntasi dan jenis yang kedua umumnya berlatar belakang
teknik atau komputer. Ada perbedaan
mendasar diantara kedua tipe ini, yang sangat mempengaruhi cara kerja dan
pandangan mereka kedepan.
Tipe I: Accounting type
Dengan background accounting tentunya auditor ini sangat
paham mengenai istilah OTC (order to cash), PTP (purchase to pay) dan term
financial statement yang lain. Tipe ini lebih menguasai seputar ERP package
seperti SAP ataupun Oracle Finance dan kontrol-kontrol didalamnya. Auditor ini
umumnya kurang tertarik dengan masalah security apalagi dilevel OS dan DB.
Namun penguasaan tentang ERP dan controlnya hampir dipastikan lebih berkualitas
dibandingkan jenis yang lain
Tipe II: Computer Science
Background CS tentunya membuat auditor tipe ini memiliki
penalaran logika yang lebih baik, dilengkapi dengan keterampilan pemrograman,
db, dan system administration. Auditor tipe ini umumnya lebih tertarik dalam
membahas masalah security dilevel OS dan DB.
Yang menjadi
pertanyaan tipe yang mana yang lebih baik? tipe pertama atau yang kedua? Menurut saya kalau
pertanyaan ini diajukan dalam wilayah KAP tentunya tipe accounting adalah tipe
yang paling baik. Ini tentunya didukung dengan core/inti business KAP adalah di
bidang audit/akuntasi sehingga IT auditor dengan tipe ini akan lebih mudah
beradaptasi dan tentunya menikmati pekerjaannya dengan baik.
Sedangkan
tipe CS tentunya membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk mempelajari proses
akuntasi berikut termin-termin yang sama sekali baru. Hal-hal ini menyebabkan beberapa IT auditor tipe
CS kurang menikmati bekerja di KAP.
Namun
bila pertanyaan ini diajukan pada kelanjutan karir IT auditor kedepan. Maka
auditor tipe CS tentunya akan lebih beruntung dibandingkan dengan auditor tipe
Accounting. Penjelasannya adalah pada struktur IT auditor disebuah perusahaan.
IT auditor bisa ditempatkan dalam banyak posisi dalam divisi IT, IT auditor
dengan tipe CS bisa ditempatkan pada departement planning, quality control,
hingga security. Sedangkan tipe accounting kemungkinan besar ditempatkan pada
divisi audit yang merupakan kepanjangan dari manajemen. Dengan kata lain
pilihan karir bagi tipe CS jauh lebih besar dan terbuka tipe accounting.
Namun
dalam prakteknya dilapangan ternyata jauh lebih bervariasi karena disesuaikan
dengan visi perusahaan itu sendiri. Sebuah kasus di perusahaan telekomunikasi
nasional di tanah air, IT auditor diambil dari orang-orang IT yang kemudian
mendapat training untuk menjadi IT auditor, sementara di tempat lain IT auditor
justru diambil dari security expert di konsultan untuk security yang tidak
memiliki background penuh di audit IT.
Jadi
kalau boleh mengambil kesimpulan tipe yang terbaik sangat tergantung pada
individu yang bersangkutan, bagaimana ia membawa dan mengarahkan dirinya dan
menyesuaikan dengan kebutuhan pasar.
Akuntan
dan Soft-skills
Untuk menjadi akuntan, saat ini tidak hanya diperlukan
kemampuan teknis klerikal saja. Berkembangnya organisasi bisnis membutuhkan
akuntan yang tidak hanya mempunyai kemampuan 'hard-skills' namun kemampuan
'soft-skills' juga menjadi penting.
Dalam beberapa kasus yang pernah di ceritakan kepada saya,
ada 3 lulusan jurusan akuntansi mendatangi suatu perusahaan, mereka sedang
dalam proses rekrutmen pada sebuah perusahaan. Mereka masing-masing diharuskan presentasi tentang anggaran, modal kerja
dan analisa arus kas. Duh, kasihan juga, karena mereka tidak tahu bagaimana
membuat presentasi yang baik. Mulai dari membuat bahan slide powerpoint sampai
membuat apa yang harus dipresentasikan.
Sebagai pengajar,
ini juga kesalahan proses pendidikan yang kurang juga memberikan soft-skills di
kelas (mungkin banyak dosen sendiri soft-skills nya juga kurang, mungkin
termasuk saya sendiri hehehe).
Dari risetnya
Intitute of Management Accountant memang sudah lama telah terjadi pergeseran
bahwa akuntan sekarang ini nggak hanya duduk dibelakang meja saja, tetapi lebih
kepada 'business partner' dan 'internal consultant' dan hal ini akan harus
banyak mempunyai kemampuan soft-skills yang memadai.
Berikut ini ada 24
jenis soft-skills yang paling tidak harus dimiliki oleh seorang akuntan (
Sasongko Budi 2007 ). Antara lain :
1. Oral/spoken communication skills: Both one-on-one and in
groups (e.g., presentations)
2. Written communication skills: Both printed and online
written work, including reports, letters and email.
3. Teamwork/collaboration skills: Working with others to
accomplish tasks
4. Self-motivation/initiative: Doing things without needing
to be told or persuaded
5. Work ethic/dependability: dependability: Being thorough
and accurate so olleagues can count on you.
6. Critical thinking: Challenging things when appropriate and
proposing alternatives to consider.
7. Risk-taking skil: Taking a considered chance on something
new, different or unknown
8. Flexibility/adaptability: Going with the flow and
adjusting with unforeseen circumstances.
9. Leadership skills: Guiding and supporting others in order
to accomplish something.
10. Interpersonal skills: Relating with other people and
communicating with them in everyday interactions.
11. Working under pressure: Handling the stress that
accompanies deadlines and other limitations or constraints.
12. Questioning skills: Asking questions in order to learn or
clarify something.
13. Creativity: Having the imagination to come up with new or
off-the-beaten-path ideas.
14. Influencing skills: Persuading others to think about or
adopt a different point of view.
15. Research skills: Gathering information in order to study
or answer questions.
16. Organization skills: Being organized and methodical,
especially in work-related situations.
17. Problem-solving skills: Analyzing the potential causes of
a problem and coming up with a solution.
18. Multicultural skills: Understanding and relating to
people who are different from you, perhaps by using a second language.
19. Computer skills: Using basic word-processing, spreadsheet
and presentation software as well as the Internet.
20. Academic/learning skills: Learning new things quickly and
thoroughly, and being willing to learn continuously.
21. Detail orientation: Making sure that even the little
things are done and done correctly.
22. Quantitative skills: Compiling and using numbers to study
an issue or answer a question.
23. Teaching/training skills: Showing other people how to do
something in a way that allows them to learn quickly and thoroughly.
24. Time management skills: Using your time wisely and
consistently staying on schedule and meeting deadlines.
Mungkin perlu juga kita merumuskan proses pembelajaran
akuntansi di kelas yang mengelaborasi skills2 tersebut yang dimulai dari
peningkatan kemampuan soft-skills para pengajarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar