NAMA : NIKE APRIANTI
KELAS : 3EB10
NPM :
24210978
Krisis
Moneter tahun 1998 ……
Kami tertegun. Proyek kami mau di ‘demolish’, mau
dibubarkan! Padahal, proyek ini baru pemancangan pondasi. Bagaimana bisa? Ya,
kami terkena dampak krisis moneter di Indonesia dan kami mengalami ‘massal
lay-off’, bersama sekitar 2000 lebih pegawai disana.
“Waduhhh ….. bakalan kami jadi pengangguran
nih”, aku membatin.
Dan 1 minggu kemudian kami harus ke kantor pusat,
dimana kami bekerja, di salah satu perusahaan developer terkemuka di Jakarta.
Kami mengambil gaji terkhir dan pesangon. Untung, kami masih mendapat pesangon
yang layak. Aku waktu itu, aku sudah bekerja selama 5 tahun, jadi aku
bisa mendapatkan pesangon yang lumayan. Aku ingat, wakti itu aku
berhitung, jika dalam waktu 1 tahun aku belum mendapatkan pekerjaan, alamat
kami harus menjual asset kami ! Karena pesangonku hanya cukup selama 1 tahun,
dengan 1 anak …..
Pertama aku bangun besok paginya setelah aku
tidak bekerja, aku merasa aneh dan tiba2 sedih, walaupun aku tahu bahwa
perusahaan memberikan kesejahteraan lewat pesangon selama 1 tahun, dimana
banyak perusahaan yang tidak memberikan apa-apa. Aku mulai mencari tahu, apa
yang aku kerjakan untuk menyambung hidup jika pesangonku sudah habis. Dunia
konstruksi khususnya di Jakarta, semuanya ‘habis’ secara semua memang sudah
habis di rusak, di bakar dan ditinggalkan investor. Beberapa proyekku di jarah,
besi2 beton, semen2, aluminuim dan sebagai. Aku merasa, kehidupanku akan
berubah drastis ……
Sekarang, apa yang aku bisa lakukan? Saat itu,
aku bersama suamiku ( dulu ) memang juga membuat perusahaan kecil2an di bidang
konsultan dan kontraktor. Tetapi seperti yg aku tulis di atas, dunia konstruksi
hancur dan bidang usahaku tidak bisa berjalan, bahkan beberapa assetku di jarah
di workshop kami. Berhari2 aku memikirkan kesempatan kerja apa untuk kami? Dan
seakan kehidupan Jakarta mengalami ‘mati suri’, termasuk kami ……
Tukang2 kami ( di perusahaanku dan suamiku )
tidak mau pulang karena memang hubungan kami dekat. Kami menanamkan manajemen
keluarga, dimana beberapa dari mereka bisa tidur di rumah kami atau tidur di
workshop kami. Dan ketika penjarahan itu terjadi, mereka benar2 membuktikan
kepada kami untuk menjaga kami, aku ex suami dan anakku yang baru berumur 2
tahun serta menjaga keluarga besarku dan ex suamiku di Jakarta, secara ex suami
adalah ber-etnis Tiong Hoa, sangat mengerikan, ketika ada saudara kami di
Tangerang hampir di perkosa dan manjarah apa yang ada …..
Tukang2 kami semua berasal dari Brebes, hanya
sekitar 3-4 jam dari Jakarta mengendarai bis. Dan keluarga tukang2 itu biasanya
bercocok tanam, mengikuti tuan tanah. Adalah seorang tukang, yang sudah lama
ikut kami, sejak kami belum menikah, sekitar tahun 1990, ketika aku masih
kuliah. Namanya Nur Ali. Istrinya mengikuti tuan tanah, menanam bawang mwrsh
dan berternak bebek serta burung puyuh. Tanah majikannya cukup besar, dan
biasanya bawang2 merah itu dijual ke tengkulak dengan harga rendah. Begitu juga
telur2 bebeknya. Jika hanya sekedar dijual di pasar lokal atau menjual kepada
turis lokal yg lewat dareah itu, hanya sedikit. Dan karena tanah si tuan tanah
besar, pasti sebagian besar di jual ke tengkulak.
ktinya.html